Kemarau Kian Menyiksa di Makassar: Kekeringan Air, Mati Lampu, Cuaca Panas

oleh -119 views
oleh

Kemarau Kian Menyiksa di Makassar: Kekeringan Air, Mati Lampu, Cuaca Panas

Kemarau panjang yang melanda Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) membuat banyak warga tersiksa. Dampak kemarau tersebut menyebabkan suplai air bersih berkurang, pemadaman listrik bergilir, hingga cuaca panas.

Saat ini, 14 kecamatan di Makassar terdampak kekeringan air bersih. Suplai air bersih terhambat lantaran 3 Instalasi Pengelolaan Air (IPA) milik PDAM Makassar kini berhenti beroperasi.

Pemadaman listrik juga terjadi seiring kurangnya suplai air di pembangkit listrik milik PLN. Mati lampu setiap hari hingga 3 jam lamanya di wilayah Makassar dilakukan secara bergilir selama beberapa waktu terakhir.

Kemarau juga membuat suhu panas kian meningkat di antara 35-37 derajat celcius hingga membuat warga kepanasan. Cuaca panas bahkan menjadi salah satu pemicu mudahnya terjadinya kebakaran.

Dirangkum detikSulsel, Senin (23/10/2023), berikut dampak-dampak kemarau yang terjadi di Makassar.

Kekeringan Air
Kekeringan air bersih kini semakin meluas seiring kemarau panjang di Makassar. PDAM Makassar melaporkan 14 kecamatan terdampak imbas kekeringan dan kadar klorida air yang tinggi.

PDAM Makassar menyebut saat ini 3 IPA sudah berhenti beroperasi. Ketiga IPA itu semestinya melayani suplai air di Kecamatan Biringkanaya, Bontoala, Makassar, Mamajang, Manggala, Mariso, Panakkukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, Tamalate, Ujung Pandang, Ujung Tanah, dan Wajo.

“Jadi, imbas ini (kekeringan) menyebabkan luasannya pelanggan masyarakat yang kesulitan air ini bertambah,” ujar Kabag Humas PDAM Makassar Idris Tahir kepada detikSulsel, Sabtu (21/10).

Idris mengungkapkan saat ini hanya ada dua IPA yang aktif beroperasi, yakni IPA 1 Ratulangi dan IPA 5 Somba Opu. Kedua IPA itu hanya bisa menjangkau wilayah tertentu di daerah selatan dan barat kota.

“IPA kita yang masih aktif alhamdulillah sampai sekarang ini masih normal, sisa IPA 1 Ratulangi tempat mengambil air untuk bantuan ke pelanggan kita, dengan IPA 5 Somba Opu,” bebernya.

“Jadinya IPA Somba Opu ini kita tambah produksinya, kita tambah suplainya, untuk bisa menutupi defisit air di beberapa daerah di selatan dan barat kota. Seperti Cendrawasih itu, sudah ada suplai dari IPA 5 Somba Opu juga masuk ke sana,” imbuhnya.

“Sudah dua bulan (susah air),” kata Daeng Sina, Kamis (19/10).

Daeng Sina mengaku terpaksa harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air itu dibeli di depot air galon isi ulang.

“Belinya bisa 4 ribu satu galon, 3 galon per hari,” ujarnya.

Dia pun mengeluh dirinya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Meskipun diketahuinya ada bantuan air bersih dari PDAM.

“Kelurahan tidak na gubris ki, orang-orang tertentu saja (digubris). RT ku juga begitu, jangankan pembagian air. Itu Kelurahan Katimbang, banyak warga yang tidak dapat,” keluhnya.

“(Status tanggap darurat bencana kekeringan) Diperpanjang dari 5 Oktober sampai 5 November bulan depan,” kata Hendra kepada detikSulsel, Selasa (10/10).

Hendra mengaku status tanggap darurat kekeringan sudah dua kali diperpanjang. Makassar mulanya ditetapkan masuk status tersebut sejak 4 September lalu.

“Sejak kita memberlakukan tanggap darurat tanggal 4 September 2023 lalu, kemudian berakhir di tanggal 4 Oktober 2023. Lalu diperpanjang lagi,” imbuhnya.