MAKASSAR – Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto berdiskusi dan sharing pengetahuan dengan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) II Angkatan XII, Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XII, dan XIII di Puslatbang KMP Makassar LAN RI, Sabtu, (18/05/2024)
Mereka belajar leadership dari wali kota yang telah menjabat dua periode ini. Sebagai narasumber pada kegiatan ini, Ramdhan Pomanto mengatakan bahwa sosok pemimpin harus memiliki kemampuan membaca atau lebih tinggi lagi yakni menscanning masalah sosial untuk menjawabnya dengan solusi.
Lantaran hal yang menentukan dalam leadership adalah bertanggung jawab. “Kata kuncinya jawab. Jadi pemimpin itu menjawab. Menjawab pertanyaan dari orang lain dalam bentuk masalah-masalah,” kata Ramdhan Pomanto pada sela-sela acara.
Dia menilai, seorang pemimpin harus bisa menyelesaikan masalah bahkan sebelum muncul masalah itu sendiri. Seperti, tahu jawaban dan solusi sebelum ada pertanyaan dari masyarakat.
Pun dia membeberkan bahwa kriteria kepemimpinan saat ini terus berubah. Jika dahulu pemimpin ialah mereka yang kuat secara fisik kini tidak lagi.
“Kalau dulu yang kuat yang jadi pemimpin tetapi sekarang yang cepat dan adaptif ialah yang jadi pemimpin,” ujar Danny di hadapan peserta.
Olehnya, ia bilang keunggulan di dunia hari ini sangat berubah. Tidak lagi diukur berdasarkan kuatnya saja tetapi cepat dan adaptif atau bahasa lainnya ialah update. “Itulah yang unggul,” tekannya.
Dalam pengalamannya memimpin Makassar, ia bilang cukup menantang lantaran masyarakat Makassar yang heterogen dan lebih berperilaku sebagai influencer bukan followers. Makanya salah satu upayanya ialah membuat program Protokol Sentuh Hati.
Karena ia menilai, kepemimpinan ialah komunikasi melalui sentuh hati untuk membangkitkan partisipasi masyarakat.
Danny Pomanto sapaan akrabnya juga blak-blakan bahwa berkaitan dengan kepemimpinan dirinya yang sudah hidup di empat alam sehingga membawa dirinya mampu memimpin Kota Makassar saat ini.
Pertama hidup di lorong sempit sehingga menjadikannya pemimpin dengan julukkan Anak Lorongna’ Makassar.
Lalu merintis karir menjadi dosen di dunia akademisi. Ketiga sebagai profesional dalam bidang arsitektur. Dan keempat sebagai tokoh politik di Makassar.
Berkat kepiawaiannya dan pengalamannya di bidang-bidang tersebutlah menjadi modal bertarung dalam arena politik dan menjadi pemimpin di Makassar.
Ceramah kepemimpinan Danny di hadapan para peserta ini juga diisi dengan permainan tentang kepemimpinan yang cepat dan adaptif. Di situ masing-masing peserta terlibat dalam hal komunikasi, leadership, dan adaptif.
Sesi pembawaan materi oleh pemimpin dengan latar pendidikan arsitektur ini pun berakhir seru lalu masing-masing peserta berfoto bareng dengan Danny Pomanto.(DN)