Buntut Pemukulan dan Pengrusakan Mobil, Damkar Makassar Lapor Polisi, Kapolsek Tallo: Kami Sudah Terima Laporannya

oleh -28 views
oleh

MAKASSAR – Kepala Dinas Damkar Makassar, Hasanuddin melaporkan warga yang diduga melakukan pemukulan terhadap tiga anggotanya saat bertugas memadamkan kebakaran di Jalan Pongtiku 1, Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Rabu (18/10/2023) malam.

“Iya (dibawa ke ranah hukum) saya kira, karena kita jadi korban pemukulan, saya kira tetap kita menempuh jalur hukum dari teman-teman yang jadi korban juga berniat melaporkan hal ini ke polsek setempat,” kata Hasanuddin, Rabu malam.

Dalam insiden itu, tak hanya tiga anggotanya yang melapor, tapi seorang sopir Damkar juga ikut membuat laporan polisi karena mobil operasional damkar juga ikut dirusak dengan cara dilempar batu hingga kacanya pecah dan retak.

“Jadi, ada 4 yang melapor, entah mungkin kena balok-balok pada saat dia mau membantu untuk bekerja, tapi (seharusnya warga) tidak seperti itulah tapi kejadiannya kayaknya dipukul, nanti dikepolisian saja (yang tangani),” tutur dia.

Kapolsek Tallo AKP Ismail membenarkan jika petugas damkar yang dipukul telah membuat laporan polisi.

Pihaknya pun mengaku segera menindaklanjuti laporan tersebut.

“Betul, kami sudh terima laporannya dan saat ini sedang dilakukan pengembangan,” ucap Ismail, kepada Kompas.com via pesan singkat, Kamis (19/10/2023).

Diberitakan sebelumnya, tiga petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dipukul warga saat bertugas memadamkan api yang menimpa kawasan padat penduduk di Jalan Pongtiku 1, Kemacatan Tallo, Rabu (18/10/2023) malam.

“Ada anggota saya kena pukul, ada 3 orang,” ucap Hasanuddin kepada awak media di lokasi, Rabu malam.

Tak hanya itu, Hasanuddin juga menyebut, satu unit mobil operasional Damkar Makassar rusak setelah kaca depannya pecah dan retak akibat dilempar warga.

“Ada 1 unit mobil damkar kena batu di lempari jadi ada kerusakan juga,” ucap dia.

Dia mengatakan, insiden pemukulan itu terjadi diduga disebabkan karena warga panik sehingga tersulut emosinya.

“Biasalah seperti itu yang namanya juga orang panik, sebenarnya niatnya juga mau membantu tapi mungkin berlebihan bahkan karena saking berlebihannya kita dihalang-halangi,” tutur dia.(*)