Sumber Air Baku di Lekopaccing Berkurang, PDAM Mulai Suplai Air di Wilayah Utara

oleh -58 views

MAKASSAR –  BKM–Jelang memasuki musim kemarau, sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Lekopaccing menurun. Hal itu diakibatkan kurangnya intensitas hujan yang turun di kawasan tersebut.

Hal itu memberi pengaruh terhadap berkurangnya suplai air baku di Instalasi Penjernihan Air (IPA) 2 Panaikang.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Kota Makassar, Beni Iskandar mengatakan, jika kondisi air baku Lekopaccing normal, maka tekanan distribusi air ke IPA 2 mencapai 500 mps.

“Namun sekarang sisa 300-an mps,” ungkap Beni saat ditemui di Balai Kota Makassar, Jalan Ahmad Yani, kemarin.

Dia melanjutkan, kondisi tersebut sudah diantisipasi PDAM dengan menurunkan pompa suplesi di Moncongloe untuk membantu mengisi air baku di IPA 2.

“Itu kita lakukan untuk bisa mengatasi kekurangan air baku di IPA 2,” tambahnya.

Akibat menurunnya sumber air baku, suplai air bersih ke rumah pelanggan menjadi terpengaruh. Khususnya mereka yang bermukim di utara kota.

Beni mengatakan, PDAM memiliki pompa inline yang melayani kebutuhan air di utara kota. Tekanan air kedua pompa tersebut harus di kisaran 500 mps. Jika berkurang, maka dipastikan mempengaruhi suplai air bersih di rumah-rumah pelanggan.

“Yang utara kota ini, karena kita punya pompa inline yang ada dua ini, memang dia harus tekanannya 500, kapan dia berkurang pasti ada yang tidak dapat lagi,” tutur Beni.

Dia mengaku sejumlah tokoh masyarakat di utara kota sudah menghubunginya. Mereka mengeluhkan karena distribusi air ke wilayahnya tidak normal.

Untuk itu, PDAM kembali melakukan distribusi air menggunakan mobil tangki.

“Kita kembali akan memback up dengan mobil tangki. Ada beberapa kawasan yang sudah kita layani dengan mobil tangki. Seperti di Teuku Umar, Panampu. Tapi belum banyak karena kita tergantung permintaan saja,” imbuhnya.

Sejauh ini, baru wilayah utara Makassar yang terpengaruh menurunkan sumber air baku Lekopaccing.

Untuk wilayah timur mencakup Tamalanrea, Biringkanaya, dan KIMA, sejauh ini masih aman.

Penurunan air baku sudah dirasakan sejak bulan lalu.

Beni mengatakan, pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui kondisi cuaca, baik di Makassar maupun di beberapa wilayah.

“Kan curah hujan yang kita tahu, kita ini di Makassar, hujan di kota tapi tidak hujan di hulu. Kalau ramalan BMKG diperkirakan agak turun di Juni. Kita koordinasi dengan BMKG terus,” tandasnya. (*)