Accarita, Bulukumba.– Arisan Komunitas Dobel Kosong (Kodong) digelar di kediaman H. Andi Hamzah Pangky, S.Pi. di Kelurahan Jalanjang, Kamis (16/5) malam, sekaligus dirangkaikan dengan pelepasan salah seorang Anggota Komunitas, Andi Muhammad Yusuf Bakri, yang tidak lain adalah Ketua Pengadilan Agama Bulukumba, yang juga akrab disapa dengan Pak KPA.
Kegiatan arisan kali ini terbilang sangat meriah dengan hadirnya hampir seluruh anggota komunitas, tak terkecuali Ketua KSP Berkat yang juga Ketua Koni Dr. Ir. H. A. Makkasau, S.T., M.M., Dandim 1411/Bulukumba Letkol. Inf. Kaharuddin Dj., S.Pd., M.Tr. (Han ), Kepala Lapas Bulukumba Mut Zaini bersama KTU Darwis Syam, S.H., M.H. dan Anggota DPRD Supriadi.
Selain itu hadir pula Asisten Ekbang Pemda Bulukumba Muh. Amri AU, S.E., mantan Kepala Bappeda Drs. A. Syafrul Patunru, pengusaha sekaligus Balon
Bupati Bulukumba H. Ambo Dampang dan A. Mahfud serta puluhan anggota komunitas lainnya.
Andi Hamzah Pangki (AHP) selaku tuan rumah sengaja melaksanakan acara arisan kali ini dengan kemasan yang berbeda karena sekaligus dijadikan momen pelepasan Pak KPA yang baru saja mendapat tugas baru selaku Ketua PA Sidrap.
Tidak seperti biasanya, acara arisan kali ini dimulai dengan sesi seremoni selayaknya acara-acara resmi di kantor pemerintahan.
Mengawali seremoni, Andi Hamzah Pangki menyampaikan pengantar pembuka selaku _shahibul bait_.
“Turnamen terbatas malam ini kami kemas berbeda, dengan harapan menjadi kado bagi saudara dan kawan tapi sekaligus lawan kita, Pak KPA” ungkap AHP disertai kelakar yang disambut tawal lepas anggota komunitas.
Ketua Komunitas Kodong Dr. Ir. H. Andi Makkasau, S.T., M.M. yang sehari-hari disapa Karaeng Lompo, dalam sambutannya menyampaikan “Komunitas Kodong kehilangan salah satu anggota terbaik dengan adanya tugas baru Pak KPA di Kabupaten Sidrap”.
“Jujur, selama Komunitas Kodong ini terbentuk, tidak enak rasanya kalau kita ketemu di markas di Jalan Durian tanpa kehadiran Pak KPA, apalagi beliau yang mula-mula mencetuskan ide agar kebersamaan kita saat beraktifitas malam di Markas diberi identitas melalui pembentukan komunitas yang akhirnya disepakati bernama Komunitas Dobel Kosong. Orangnya sangat baik, supel dan sedikit jenaka dengan candaan segar disertai potongan cerita atau teka-teki yang selalu membuat kita tertawa, sehingga dengan kepindahan pak KPA ini , kita semua merasa sangat kehilangan, ” papar Karaeng Lompo dengan raut sedih.
Bahkan saat menyampaikan sambutan, Karaeng Lompo sempat berhenti sejenak, suaranya nyaris tak bisa keluar karena berusaha menahan tangis agar tidak pecah.
Karaeng Lompo mewakili seluruh Anggota Komunitas Kodong menyampaikan harapan kepada Pak KPA agar komunikasi jangan putus meski berada di luar Bulukumba.
“Selamat kepada saudaraku, Pak KPA, atas jabatan barunya selaku Ketua Pengadilan Agama Sidrap, semoga di tempat yang baru Pak KPA lebih sukses lagi,” tukas Karaeng Lompo.
Di akhir sambutannya, Karaeng Lompo menyitir satu pantun yang masyhur di tanah Makassar _”punna boko maki’ rilampanta, teaki’ rampea’ kodi, rampea’ golla nakurampeki’ kaluku”_.
Sementara itu dalam kesempatan menyampaikan kesan dan pesan, Pak KPA memulai dengan cerita awal mula bertugas di Bulukumba dan bagaimana akhirnya bisa bergabung di Komunitas Kodong.
“Sebelumnya saya betul-betul merasa sangat asing di Bulukumba, teman-teman kuliah dan teman sesama alumni pondok pesantren memang ada beberapa orang di sini, tapi karena jarak tempat tinggal dan kesibukan masing-masing sehingga sulit melakukan pertemuan intens”, keluh Pak KPA mengawali.
“Bulukumba bagi saya saat itu seperti lembah sunyi tempat para pertapa, ingin rasanya pergi dari sini secepatnya, namun sejak diajak Pak Dandim bergabung di komunitas Kodong, lalu dijemput langsung Bung Ikhwan untuk merapat di Jalan Durian, akhirnya hari demi hari saya lalui dengan penuh bahagia, sehingga betah dan ingin tinggal lebih lama di Bulukumba, bahkan berefek pula pada semangat kerja saya yang selalu menyala” lanjut Pak KPA.
Pak KPA bahkan mengungkapkan perasaannya yang tidak nyaman jika melalui malam di Bulukumba tanpa berkunjung ke markas Komunitas Kodong.
“Jujur, meskipun saya pulang dari Makassar dan tiba di Bulukumba pukul 22.00 Wita, saya langsung ke markas karena di markas Komunitas Kodong saya merasakan sangat nyaman, apalagi penuh dengan canda” lanjut Pak KPA.
“Di Kodong itu, meski anggotanya terbilang sukses di bidangnya masing-masing, tapi semua hadir seperti dobel kosong, tanpa embel-embel jabatan apalagi kekayaan, semuanya sama, berasa teman bahkan saudara, karena di sini, kalo anda menang maka anda boleh sombong, kalau pun kalah maka anda biasanya lebih sombong” ungkap Pak KPA yang sontak memecah gelak tawa.
Pak KPA berharap, Komunitas Kodong terus eksis, solid dan menjadi rumah bagi semua warna, tanpa membedakan latar belakang politik dan profesi.
“Tulang-tulang buah kedondong, satu dua jatuh di taman-taman, terbang dan terbanglah Komunitas Kodong, terimakasih kusembahkan untuk semua teman-teman” ungkap Pak KPA berpantun.
Pak KPA menutup dengan mengungkapkan rasa bahagianya dengan kebersamaan di komunitas Kodong melalui sepenggal _quote_ masyhur A. A. Milne dalam penutup kisah Winni the Pooh _”How lucky am I to have something that makes saying goodbye be so hard”_, betapa bahagianya saya dengan sesuatu yang saya miliki ini yang membuat kata selamat tinggal terasa begitu berat untuk diucapkan.-.Suaedy.-
The post Arisan Komunitas Kodong Dirangkaikan Pelepasan KPA appeared first on Accarita.