MAKASSAR – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menetapkan status tanggap darurat kekeringan buntut kemarau panjang yang membuat warga kesulitan air bersih. Status tanggap darurat berlangsung selama satu bulan.
“Dari SK gawat darurat Kota Makassar, kondisi kekeringan itu kita buat satu bulan. Jadi mulai tanggal 4 September sampai 4 Oktober,” kata Kepala Pelaksana BPBD Makassar Hendra Hakamuddin kepada detikSulsel, Jumat (8/9/2023).
Hendra mengatakan BPBD belum bisa memastikan kapan kondisi kekeringan di Makassar ini berakhir. Dia menyebut, berdasarkan prediksi BMKG, musim kemarau masih akan terjadi hingga akhir tahun nanti.
“Kalau ditanya sampai kapan, tidak ada yang bisa memastikan sampai kapan ini cuaca. Tapi menurut prediksi BMKG musim kemarau ini bisa sampai akhir tahun karena ditambah fenomena El Nino,” terangnya.
Hendra mengatakan fenomena El Nino ini juga telah menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Fenomena ini diprediksi akan terjadi hingga awal tahun 2024.
“Seperti arahan Bapak Presiden, kita harus siap menghadapi El Nino ini sampai awal tahun 2024,” sebutnya.
Untuk diketahui, Pemkot Makassar masih berupaya memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di tengah kemarau panjang. Tandon air kini disebar di 201 titik wilayah terdampak kekeringan.
“Kemarin (Rabu) kita sudah hitung itu, kurang lebih 201 titik wilayah disalurkan,” kata Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi, Kamis (7/9).
Saat ini, kata dia, sudah ada 5 kecamatan terdampak yang dipetakan dalam penyaluran air bersih. Setiap rumah akan diberi jatah sebanyak 10 jeriken air bersih kapasitas 20 liter.
“Ada lima kecamatan, dari kecamatan itu kita sudah mendapatkan pemetaan dan beberapa titik lokasi yang terdampak serta berapa rumah yang terjangkit. Sehingga ditentukan satu rumah yang berhak mendapatkan 10 jeriken atau setara dengan 200 liter air. Jadi kita bisa hitung berapa kebutuhan sehari-harinya. Hari ini (Kamis) sudah turun, saya sudah lihat laporannya di grup,” papar Fatmawati.