MAKASSAR – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar Muhyiddin menjelaskan proyek smart toilet sepenuhnya menjadi tanggung jawab dinas pendidikan Makassar. Proyek yang bersumber dari Dana Insentif Daerah (DID) ini murni diselenggarakan Disdik dan bukan sebagai program wali kota Makassar. Karena memang tidak terdapat dalam RPJMD Kota Makassar.
“Jadi proyek ini tidak ada hubungannya dengan program pak wali kota. Mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan teknis di lapangan itu semua tanggung jawab Disdik Makassar,” tegas Muhyiddin, Kamis (14/7/2022).
Guna menglarifikasi hal tersebut Ia mengaku telah memenuhi panggilan kejaksaan untuk memberikan keterangan sebagai saksi. Muhyiddin mengatakan mendukung sepenuhnya langkah Aparat Penegak Hukum (APH) untuk melakukan penyelidikan apabila ada indikasi dugaan penyimpangan di dalamnya.
“Kami akan selalu kooperatif dan sepenuhnya mendukung serta menghargai proses hukum yang berjalan saat ini. Sebagaimana juga bapak wali kota Makassar yang selalu mengingatkan kami untuk menjalankan program sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku,” bebernya.
Terkait pekerjaan smart toilet yang dianggap bermasalah, dia menyerahkan sepenuhnya ke APH.
Sesuai informasi yang diterima dari pihak sekolah kata Muhyiddin, smart toilet yang dibangun sejak 2018 lalu masih tetap difungsikan hingga saat ini.
Jika pun ada beberapa yang tidak berfungsi, Muhyiddin menduga terjadi di masa pandemi pada pemerintahan Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar selama dua tahun. Ia memperkirakan pada masa pandemi itu tidak pernah dianggarkan untuk biaya perawatan. Selain karena tidak dilaksanakannya pembelajaran tatap muka, juga kemungkinannya karena alokasi anggaran yang direfokusing untuk program perioritas saat itu.
“Bisa saja karena tidak ada aktivitas di sekolah, jadi tidak terpelihara sehingga ditemukan beberapa yang rusak saat ini,” punkasnya.
Lebih lanjut dijelaskan Mantan Sekdis Dinas Sosial Makassar ini, proyek Smart toilet dilaksanakan pada masa jabatan Kepala Dinas sebelumnya, Abdul Rahman Bando. Dialah yang merupakan Pengguna Anggaran (PA) pada proyek senilai Rp.17 miliar tersebut di 84 SD-SMP dengan menggunakan anggaran yang bersumber dari Dana Insentif Daerah (DID).
“Kami konfirmasi pihak sekolah itu jalan. Artinya ada (smart toilet). Kalau soal kesuaian spesifikasi itu kita percayakan saja ke APH, tunggu hasil penyelidikannya nanti seperti apa,” ujarnya.